Big Bang
Jumat, 24 Oktober 2014
Senin, 29 September 2014
Landasan Komunikasi Massa Part 2
Model
Proses Komunikasi Massa
1. Model Transmisi
Pandangan model ini dikaitkan dengan istilah
pengiriman/pemberian informasi kepada pihak lain. Inti dari gagasan ini adalah
isyarat atau penyampaian pesan dalam waktu tertentu untuk tujuan kontrol.
Contohnya: dalam sistem pers yang dikekang oleh pemerintah, wartawan akan
mencoba mengirimkan isyarat kepada masyarakat secara tersirat maupun tersurat
melalui media massa untuk mengontrol masyarakat.
2. Model Ritual (Ekspresi)
Dikaitkan
dengan beberapa istilah, misalnya kebersamaan, partisipasi, asosiasi, persahabatan
atau titik pandang yang sama.
Model
ini intinya tidak menekankan pada penyebaran informasi dari sudut pandang
ruang, melainkan pada masalah pembinaan masyarakat dalam kurun waktu tertentu;
tidak menekankan pada upaya penyampaian informasi tetapi pada pencerminan
kesamaan pandangan. Contoh: penyampaian
pesan melalui penggunaan media komunitas (radio, buletin, koran) sebagai sarana
pembinaan masyarakat.
3. Model Perhatian
Model ini paling sesuai dengan tujuan utama media, dan
paling cocok dengan pandangan khalayak umum menyangkut pentingnya pemakaian
media. contoh: Ketika suatu acara menjadi booming dan menaikkan ratingnya maka
pendapatan media melalui iklan akan bertambah dan media akan menempatkan iklan
sebanyak-banyaknya dalam jeda komersial acara tersebut.
Model Komunikasi Massa
Setidaknya ada 4 model
komunikasi massa yaitu:
1. Model Jarum Hipodermik yakni media massa memiliki dampak kuat, terarah,
segera, da langsung. Media adalah sarana paling ampuh untuk memasukkan ide pada
benak khalayak.
2. One Step Flow Model yakni saluran media massa berkomunikasi langsung
dengan massa tanpa berlalunya pesan kepada orang lain. Pesan yang disampaikan
tidak mencapai semua komunikan dan memiliki efek yang tidak sama karena setiap komunikan
memiliki latar belakang pengalaman komunikasi yang heterogen.
3. Two Step Flow Model yakni menaruh perhatian kepada peranan media massa dan
komunikasi antarpribadi. Jadi, ada dua persepsi yang akan didapat dalam model
ini. Pertama persepsi opinion leader (tokoh masyarakat yang melek informasi)
terhadap pesan dari media massa dan kedua adalah persepsi masyarakat yang tidak
melek informasi terhadap pesan media massa yang diperoleh dari opinion leader.
4. Multi Step Flow Model yakni didasarkan pada fungsi penyebaran
yang berurutan terjadi pada kenyataan situasi komunikasi. Tujuannya, menggunakan banyak saluran
untuk memperteguh persepsi.
Nilai-Nilai Media
1.
Consequencies : Suatu fakta yang dapat membawa akibat bagi khalayak
2.
Human Interest : Menarik dari sudut kepentingan kemanusiaan
3.
Prominence
: Melibatkan tokoh
terkemuka yang menjadi figur/elite opinion
4.
Proximity
: Infromasi memiliki
kedekatan dengan tempat tinggal pembaca
5.
Timelines
: Memiliki unsur aktual
dalam pemberitaan.
Karakteristik Isi dan Industri Media
Dari beberapa
penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa isi media biasanya cepat (aktual
atau tepat waktu), nyata (berupa informasi mengenai fakta), penting (menyangkut
kepentingan orang banyak), dan menarik (mengundang orang untuk melihat konten).
Untuk karekteristik
industri media ialah:
1.
Customer requirments : merujuk
pada harapan konsumen tentang produk media yang mencakup aspek kualitas,
diversitas dan ketersediaan
2.
Competitive environment : yakni lingkungan pesaing yang dihadapi perusahaan
3.
Social expectations : berhubungan dengan tingkat harapan masyarakat
terhadap keberadaan industri media. Semakin tersedia program yang bagus, maka
akan semakin beragam format acaranya dan semakin bagus kualitasnya
Tingkatan Pengaruh Hirarki Media
1. Individual Level, dalam level ini ideologi dalam setiap individu
wartawan sangat berpengaruh dalam pencarian dan penulisan berita.
2. Media Routines Level, dalam level ini, berita akan disortir dalam rapat
ritin redaksi untuk memilih mana berita yang pantas untuk ditampilkan.
3. Organization Level, inilah level yang paling berpengaruh dalam pemilihan
berita. Ketika pemilik media menginginkan mana berita yang harus di tampilkan,
maka berita itu harus ditampilkan tanpa melewati rapat redaksi.
4. Extra Media Level, berita yang ditayangkan biasanya mengacu kepada
pernyataan dari organisasi diluar media misalnya Ormas Islam, Figur Publik,
atau Lembaga Negara
5. Ideological Level, level yang paling berasa efeknya pada negara otoriter.
Karena ideologi negara menentukan mana berita yang pantas untuk ditayangkan.
TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA PART 1
1. Teori Agenda Setting
Teori Agenda Setting
diperkerkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw dalam tulisan mereka
yang berjudul “The Agenda Setting Function of Mass Media” yang telah
diterbitkan dalam Public Opinion Quarterly pada tahun 1972. Menurut
kedua pakar ini jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media
itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting (Effendy, 2003:287). Singkatnya
apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh
masyarakat. Begitu juga sebaliknya apa yang dilupakan media, akan luput juga
dari perhatian masyarakat.
Ada tiga
saluran dari teori agenda setting yaitu agenda media (faktor penyebab berita
itu penting di suatu media), agenda khalayak (faktor penyebab berita itu
penting di masyarakat), agenda kebijakan (faktor penyebab berita itu penting
bagi pribadi).
Agenda
Media
-
Visibility
(visibilitas) yakni jumlah dan tingkat
menonjolnya berita
-
Audience
salience (tingkat
menonjolnya bagi khalayak) yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak
-
Valence
(Valensi)
yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu
peristiwa.
Agenda Khalayak
-
Familiarity
(keakraban) yakni derajat kesadaran
khalayak akan topik tertentu,
faktor popularitas figur tertentu mempengaruhi
-
Personal
Salience (penonjolan
pribadi) yakni relevensi kepentingan dengan ciri pribadi
-
Favorability
(Kesenangan)
yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita
Agenda Kebijakan
-
Support
(dukungan) yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi
suatu berita tertentu
-
Likelihood
of action (kemungkinan
kegiatan) kemungkinan melaksanakan apa yang diibaratkan
-
Freedom
of action (kebebasan
bertindak) yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan.
Efek dari agenda setting ada dua yakni secara langsung
dan efek lanjutan. Efek langsungnya biasanya masyarakat menilai dan
mengklarifikasi bahwa isu yang beredar ada atau tidak, masyarakat akan memilih
mana berita yang dianggap penting, dan pastinya berita yang bagus akan
dirangking oleh responden. Sedangkan, efek lanjutannya adalah akan membentuk
persepsi dan tindakan dalam masyarakat.
ALIRAN-ALIRAN TEORI KOMUNIKASI
Setidaknya ada 5 aliran teori komunikasi, yaitu:
•
Structural
Functional Theories
•
Cognitive
and Behavioral Theories
•
Interactionist
Theories
•
Interpretive
Theories
•
Critical
Theories
1. Aliran Struktural Fungsional
Aliran ini
memiliki ciri-ciri yaitu, mempercayai bahwa
struktur-struktur sosial itu nyata dan berfungsi dengan cara-cara yang dapat
diobservasi. Mengasumsikan
stabilitas selamanya yang disebut dengan istilah sychrony daripada
mengasumsikan perubahan atau diachrony. Tidak mempercayai subjektivitas dan
kesadaran. Mempercayai
realitas independen melalui observasi yang hati-hati. Memisahkan bahasa dan simbol
dari pemikiran dan objek-objek yang disimbolkannya.
Contohnya : Teori
Informasi (Claude Shannon), Teori Cybernetic (Norbert Weiner), Dynamic Social
Impact Theory (Bibb Latane) dan
lain-lain.
2. Aliran Kognitif dan Perilaku
Aliran ini
memfokuskan pada individu karena membicarakan keterhubungan antara stimulus dan
respon. Dalam setiap individu pasti memiliki prilaku dan kognisi yang berbeda
maka, istilah kognisi merupakan pemikiran atau
fokus pada bagaimana seseorang berpikir Ketertarikan juga pada hubungan “thinking”
dan “behavior”.
Contoh : Teori Disonansi Kognitif (Leon Festinger),
Relevance Theory (Dan Sperber & Deirdre Wilson), Atribution Theory (Frizt
Heider).
3. Aliran Interaksionis
Aliran ini
memandang kehidupan manusia sebagai proses interaksi. Seluruh strauktur
sosial akan eksis dan dibentuk secara terus-menerus melalui interaksi. Fokusnya pada bagaimana bahasa
digunakan dalam menciptakan struktur sosial dan bagaimana bahasa serta sistem simbol
lainnya diproduksi. Makna
tidaklah objektif, melainkan diciptakan oleh masyarakat dalam tindakan
komunikasi. Pengetahuan
bersifat situasional tidak universal.
Contoh : Social
construction of Reality (Alfred Schutz), Teori Interaksi Simbolik (George
Herbert Mead), Dramatisme and Narrative (Erving Goffman).
4. Aliran Interpretatif
Aliran ini
berusaha mencoba menemukan makna dalam tindakan
dan text. Karena dalam kedua hal tersebut menggambarkan
proses munculnya pemahaman. Membedakan
secara tajam antara penjelasan scientific dengan pemahaman (understanding). Tujuan interpretasi
bukanlah menemukan hukum yang mengatur kejadian melainkan memahami cara masyarakat
memahami pengalaman merek. Menekankan
pada subjektivitas dan fokus pada pengalaman individu dan menjadikan bahasa sebagai
pusat pengalaman.
Contoh Teori :
Phenomenology (Edmund Husserl), Hermeneutics (Martin Heidegger).
5. Aliran Kritis
Aliran ini
berfokus pada isu ketidaksamaan (inequality). Berperhatian pada
konflik kepentingan di masyarakat dan bagaimana cara komunikasi didominasi oleh satu kelompok atas yang kelompok lainnya. Penting memahami
pengalaman hidup dalam konteks real masyarakat dan memahami pengetahuan sebagai power.
Contoh Teori : Classical
Marxist Theory/critique of Political Economy (Marx), Universal Pragmatic
(The Frankfurt School), Cultural Studies (Stuart Hall), Power and
Language (Cheris Kramarae).
Dasar-dasar Pengembangan Teori Komunikasi
Ada lima dasar pengembangan teori komunikasi, yaitu:
•
Development
of massage : bagaimana
kita mencipta, apa yang kita tulis dan kita ekspresikan kepada orang lain?
•
Interpretation
and generation of meaning: bagaimana manusia
memahami pesan, dan bagaimana makna muncul dalam interaksi dengan orang lain?
Bagaimana pemikiran mengolah informasi dan menginterpretasi pengalaman?
•
Message
structure : Bagaimana pesan ditempatkan
bersama? Dan bagaimana pesan tsb diorganisasikan?
•
Interactional
dynamics : melibatkan
hubungan dan ketergantungan antara
komunikator dalam diskursus dan pemaknaan
•
Institutional
and societal dynamics : cara
bagaimana power dan sumberdaya didistribusikan kepada masyarakat. Cara budaya
diproduksi, dan interaksi diantara segmen masyarakat
LANDASAN KOMUNIKASI MASSA PART 1
Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi
Massa merupakan bentuk penyampaian
pesan dari komunikator kepada khalayak banyak yang heterogen (tidak terikat dalam satu golongan atau kelompok
saja) secara serempak melalui media massa, biasanya umpan
balik terjadi secara tertunda atau bisa juga disebut bahwa Komunikasi
Massa merupakan bentuk menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada
komunikan yang beragam dan jumlahnya yang banyak dengan menggunakan media.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa memiliki karakteristik:
1.
Komunikasi bersifat umum, bisa dibaca siapa saja
2.
Komunikasi bersifat heterogen, tidak terikat pada satu golongan atau
kelompok
3.
Media massa memiliki keserempakan
4.
Hubungan komunikator-komunikan bersifat pribadi, dihubungkan melalui
media tertentu
5.
Melembaga, terdapat struktur organisasi dalam penyampaian pesan
komunikasi massa
6.
Terdapat
standarisasi proses produksi, distribusi dan konsumsi isi media
Bentuk-bentuk komunikasi massa ada tiga, yaitu:
1.
Bentuk Perintah (the command mode)
Bersumber dari adanya perbedaan kekuasaan dan otoritas
antara pengirim dan penerima. Tujuannya ialah untuk melakukan kontrol dan
perintah. Pola hubungannya bersifat satu arah, tidak setara dan tidak
berdasarkan sukarela
2.
Bentuk Pelayanan (the service mode)
Ini merupakan bentuk paling umum dan paling sering
berlaku dalam hubungan antara pengirim dan penerima. Kedua belah pihak diikat
oleh kepentingan bersama dalam situasi pasar atau semacamnya (penawaran dan
permintaan jasa simbolik). Misalnya saja, media memberikan infromasi atau
hiburan sebagai imbalan yang berwujud pembayaran dan perhatian.
3.
Bentuk Asosiasi (the associational mode)
Bentuk ini memiliki ikatan normatif atau nilai-nilai
yang disepakati bersama, yang mendekatkan kelompok atau publik tertentu
terhadap suatu sumber media tertentu.
Kedekatan dan perhatian penerima bersifat sukarela dan memuaskan hatinya
Dari tiga hal diatas dapat diketahui bahwa fungsi
media massa adalah sebagai media agen perubahan sosial (agents of social
change), kontrol sosial (Social control), pendidikan (education),
dan sarana hiburan (entertainment). Untuk itulah kita sebagai masyarakat
tentunya memiliki kebutuhan akan media karena dengan media kita mengetahui apa
yang penting dan perlu, membantu dalam mengambil keputusan (bahan referensi),
memperoleh informasi sebagai bahan pembahasan/perbincangan, memberikan perasaan
ikut serta dalam kejadian tertentu, memberikan penguatan atas suatu pendapat,
mencarikan konfirmasi atas keputusan yang diambil, dan memperoleh relaksasi dan
hiburan saan prime time.
Langganan:
Postingan (Atom)