Senin, 29 September 2014

Landasan Komunikasi Massa Part 2



Model Proses Komunikasi Massa
1.      Model Transmisi
Pandangan model ini dikaitkan dengan istilah pengiriman/pemberian informasi kepada pihak lain. Inti dari gagasan ini adalah isyarat atau penyampaian pesan dalam waktu tertentu untuk tujuan kontrol. Contohnya: dalam sistem pers yang dikekang oleh pemerintah, wartawan akan mencoba mengirimkan isyarat kepada masyarakat secara tersirat maupun tersurat melalui media massa untuk mengontrol masyarakat.
2.      Model Ritual (Ekspresi)
Dikaitkan dengan beberapa istilah, misalnya kebersamaan, partisipasi, asosiasi, persahabatan atau titik pandang yang sama. Model ini intinya tidak menekankan pada penyebaran informasi dari sudut pandang ruang, melainkan pada masalah pembinaan masyarakat dalam kurun waktu tertentu; tidak menekankan pada upaya penyampaian informasi tetapi pada pencerminan kesamaan pandangan. Contoh: penyampaian pesan melalui penggunaan media komunitas (radio, buletin, koran) sebagai sarana pembinaan masyarakat.
3.      Model Perhatian
Model ini paling sesuai dengan tujuan utama media, dan paling cocok dengan pandangan khalayak umum menyangkut pentingnya pemakaian media. contoh: Ketika suatu acara menjadi booming dan menaikkan ratingnya maka pendapatan media melalui iklan akan bertambah dan media akan menempatkan iklan sebanyak-banyaknya dalam jeda komersial acara tersebut.

Model Komunikasi Massa
            Setidaknya ada 4 model komunikasi massa yaitu:
1.      Model Jarum Hipodermik yakni media massa memiliki dampak kuat, terarah, segera, da langsung. Media adalah sarana paling ampuh untuk memasukkan ide pada benak khalayak.
2.      One Step Flow Model yakni saluran media massa berkomunikasi langsung dengan massa tanpa berlalunya pesan kepada orang lain. Pesan yang disampaikan tidak mencapai semua komunikan dan memiliki efek yang tidak sama karena setiap komunikan memiliki latar belakang pengalaman komunikasi yang heterogen.
3.      Two Step Flow Model yakni menaruh perhatian kepada peranan media massa dan komunikasi antarpribadi. Jadi, ada dua persepsi yang akan didapat dalam model ini. Pertama persepsi opinion leader (tokoh masyarakat yang melek informasi) terhadap pesan dari media massa dan kedua adalah persepsi masyarakat yang tidak melek informasi terhadap pesan media massa yang diperoleh dari opinion leader.
4.      Multi Step Flow Model yakni didasarkan pada fungsi penyebaran yang berurutan terjadi pada kenyataan situasi komunikasi. Tujuannya, menggunakan banyak saluran untuk memperteguh persepsi.

Nilai-Nilai Media
1.      Consequencies           : Suatu fakta yang dapat membawa akibat bagi khalayak
2.      Human Interest         : Menarik dari sudut kepentingan kemanusiaan
3.      Prominence                : Melibatkan tokoh terkemuka yang menjadi figur/elite opinion
4.      Proximity                   : Infromasi memiliki kedekatan dengan tempat tinggal pembaca
5.      Timelines                    : Memiliki unsur aktual dalam pemberitaan.

Karakteristik Isi dan Industri Media
            Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa isi media biasanya cepat (aktual atau tepat waktu), nyata (berupa informasi mengenai fakta), penting (menyangkut kepentingan orang banyak), dan menarik (mengundang orang untuk melihat konten).
            Untuk karekteristik industri media ialah:
1.      Customer requirments : merujuk pada harapan konsumen tentang produk media yang mencakup aspek kualitas, diversitas dan ketersediaan
2.      Competitive environment : yakni lingkungan pesaing yang dihadapi perusahaan
3.      Social expectations : berhubungan dengan tingkat harapan masyarakat terhadap keberadaan industri media. Semakin tersedia program yang bagus, maka akan semakin beragam format acaranya dan semakin bagus kualitasnya

Tingkatan Pengaruh Hirarki Media
1.      Individual Level, dalam level ini ideologi dalam setiap individu wartawan sangat berpengaruh dalam pencarian dan penulisan berita.
2.      Media Routines Level, dalam level ini, berita akan disortir dalam rapat ritin redaksi untuk memilih mana berita yang pantas untuk ditampilkan.
3.      Organization Level, inilah level yang paling berpengaruh dalam pemilihan berita. Ketika pemilik media menginginkan mana berita yang harus di tampilkan, maka berita itu harus ditampilkan tanpa melewati rapat redaksi.
4.      Extra Media Level, berita yang ditayangkan biasanya mengacu kepada pernyataan dari organisasi diluar media misalnya Ormas Islam, Figur Publik, atau Lembaga Negara
5.      Ideological Level, level yang paling berasa efeknya pada negara otoriter. Karena ideologi negara menentukan mana berita yang pantas untuk ditayangkan.


TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA PART 1
1.      Teori Agenda Setting
Teori Agenda Setting diperkerkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw dalam tulisan mereka yang berjudul “The Agenda Setting Function of Mass Media” yang telah diterbitkan dalam Public Opinion Quarterly pada tahun 1972. Menurut kedua pakar ini jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting (Effendy, 2003:287). Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Begitu juga sebaliknya apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.
Ada tiga saluran dari teori agenda setting yaitu agenda media (faktor penyebab berita itu penting di suatu media), agenda khalayak (faktor penyebab berita itu penting di masyarakat), agenda kebijakan (faktor penyebab berita itu penting bagi pribadi).

Agenda Media
-          Visibility (visibilitas) yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita
-          Audience salience (tingkat menonjolnya bagi khalayak) yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak
-          Valence (Valensi) yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

Agenda Khalayak
-          Familiarity (keakraban) yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu, faktor popularitas figur tertentu mempengaruhi
-          Personal Salience (penonjolan pribadi) yakni relevensi kepentingan dengan ciri pribadi
-          Favorability (Kesenangan) yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita

Agenda Kebijakan
-          Support (dukungan) yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu
-          Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan melaksanakan apa yang diibaratkan
-          Freedom of action (kebebasan bertindak) yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan.

Efek dari agenda setting ada dua yakni secara langsung dan efek lanjutan. Efek langsungnya biasanya masyarakat menilai dan mengklarifikasi bahwa isu yang beredar ada atau tidak, masyarakat akan memilih mana berita yang dianggap penting, dan pastinya berita yang bagus akan dirangking oleh responden. Sedangkan, efek lanjutannya adalah akan membentuk persepsi dan tindakan dalam masyarakat.

ALIRAN-ALIRAN TEORI KOMUNIKASI



Setidaknya ada 5 aliran teori komunikasi, yaitu:
         Structural Functional Theories
         Cognitive and Behavioral Theories
         Interactionist Theories
         Interpretive Theories
         Critical Theories

1.      Aliran Struktural Fungsional
Aliran ini memiliki ciri-ciri yaitu, mempercayai bahwa struktur-struktur sosial itu nyata dan berfungsi dengan cara-cara yang dapat diobservasi. Mengasumsikan stabilitas selamanya yang disebut dengan istilah sychrony daripada mengasumsikan perubahan atau diachrony. Tidak mempercayai subjektivitas dan kesadaran. Mempercayai realitas independen melalui observasi yang hati-hati. Memisahkan bahasa dan simbol dari pemikiran dan objek-objek yang disimbolkannya.
Contohnya : Teori Informasi (Claude Shannon), Teori Cybernetic (Norbert Weiner), Dynamic Social Impact Theory (Bibb Latane) dan lain-lain.

2.      Aliran Kognitif dan Perilaku
Aliran ini memfokuskan pada individu karena membicarakan keterhubungan antara stimulus dan respon. Dalam setiap individu pasti memiliki prilaku dan kognisi yang berbeda maka, istilah kognisi merupakan pemikiran atau fokus pada bagaimana seseorang berpikir Ketertarikan juga pada hubungan “thinking” dan “behavior”.
Contoh :  Teori Disonansi Kognitif (Leon Festinger), Relevance Theory (Dan Sperber & Deirdre Wilson), Atribution Theory (Frizt Heider).

3.      Aliran Interaksionis
Aliran ini memandang kehidupan manusia sebagai proses interaksi. Seluruh strauktur sosial akan eksis dan dibentuk secara terus-menerus melalui interaksi. Fokusnya pada bagaimana bahasa digunakan dalam menciptakan struktur sosial dan bagaimana bahasa serta sistem simbol lainnya diproduksi. Makna tidaklah objektif, melainkan diciptakan oleh masyarakat dalam tindakan komunikasi. Pengetahuan bersifat situasional tidak universal.
Contoh : Social construction of Reality (Alfred Schutz), Teori Interaksi Simbolik (George Herbert Mead), Dramatisme and Narrative (Erving Goffman).

4.      Aliran Interpretatif
Aliran ini berusaha mencoba menemukan makna dalam tindakan dan text. Karena dalam kedua hal tersebut menggambarkan proses munculnya pemahaman. Membedakan secara tajam antara penjelasan scientific dengan pemahaman (understanding). Tujuan interpretasi bukanlah menemukan hukum yang mengatur kejadian melainkan memahami cara masyarakat memahami pengalaman merek. Menekankan pada subjektivitas dan fokus pada pengalaman individu dan menjadikan bahasa sebagai pusat pengalaman.
Contoh Teori : Phenomenology (Edmund Husserl), Hermeneutics (Martin Heidegger).

5.      Aliran Kritis
Aliran ini berfokus pada isu ketidaksamaan (inequality). Berperhatian pada konflik kepentingan di masyarakat dan bagaimana cara komunikasi didominasi  oleh satu kelompok atas yang kelompok lainnya. Penting memahami pengalaman hidup dalam konteks real masyarakat dan memahami pengetahuan sebagai power.
Contoh Teori : Classical Marxist Theory/critique of Political Economy (Marx), Universal Pragmatic (The Frankfurt School), Cultural Studies (Stuart Hall), Power and Language (Cheris Kramarae).

Dasar-dasar Pengembangan Teori Komunikasi
            Ada lima dasar pengembangan teori komunikasi, yaitu:
         Development of massage : bagaimana kita mencipta, apa yang kita tulis dan kita ekspresikan kepada orang lain?
         Interpretation and generation of meaning: bagaimana manusia memahami pesan, dan bagaimana makna muncul dalam interaksi dengan orang lain? Bagaimana pemikiran mengolah informasi dan menginterpretasi pengalaman?
         Message structure : Bagaimana pesan ditempatkan bersama? Dan bagaimana pesan tsb diorganisasikan?
         Interactional dynamics : melibatkan hubungan  dan ketergantungan antara komunikator dalam diskursus dan pemaknaan
         Institutional and societal dynamics : cara bagaimana power dan sumberdaya didistribusikan kepada masyarakat. Cara budaya diproduksi, dan interaksi diantara segmen masyarakat


LANDASAN KOMUNIKASI MASSA PART 1
Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi Massa merupakan bentuk penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak banyak yang heterogen (tidak terikat dalam satu golongan atau kelompok saja) secara serempak melalui media massa, biasanya umpan balik terjadi secara tertunda  atau bisa juga disebut bahwa Komunikasi Massa merupakan bentuk menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dan jumlahnya yang banyak dengan menggunakan media.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa memiliki karakteristik:
1.      Komunikasi bersifat umum, bisa dibaca siapa saja
2.      Komunikasi bersifat heterogen, tidak terikat pada satu golongan atau kelompok
3.      Media massa memiliki keserempakan
4.      Hubungan komunikator-komunikan bersifat pribadi, dihubungkan melalui media tertentu
5.      Melembaga, terdapat struktur organisasi dalam penyampaian pesan komunikasi massa
6.      Terdapat standarisasi proses produksi, distribusi dan konsumsi isi media
Bentuk-bentuk komunikasi massa ada tiga, yaitu:
1.      Bentuk Perintah (the command mode)
Bersumber dari adanya perbedaan kekuasaan dan otoritas antara pengirim dan penerima. Tujuannya ialah untuk melakukan kontrol dan perintah. Pola hubungannya bersifat satu arah, tidak setara dan tidak berdasarkan sukarela
2.      Bentuk Pelayanan (the service mode)
Ini merupakan bentuk paling umum dan paling sering berlaku dalam hubungan antara pengirim dan penerima. Kedua belah pihak diikat oleh kepentingan bersama dalam situasi pasar atau semacamnya (penawaran dan permintaan jasa simbolik). Misalnya saja, media memberikan infromasi atau hiburan sebagai imbalan yang berwujud pembayaran dan perhatian.
3.      Bentuk Asosiasi (the associational mode)
Bentuk ini memiliki ikatan normatif atau nilai-nilai yang disepakati bersama, yang mendekatkan kelompok atau publik tertentu terhadap suatu sumber media tertentu.  Kedekatan dan perhatian penerima bersifat sukarela dan memuaskan hatinya
Dari tiga hal diatas dapat diketahui bahwa fungsi media massa adalah sebagai media agen perubahan sosial (agents of social change), kontrol sosial (Social control), pendidikan (education), dan sarana hiburan (entertainment). Untuk itulah kita sebagai masyarakat tentunya memiliki kebutuhan akan media karena dengan media kita mengetahui apa yang penting dan perlu, membantu dalam mengambil keputusan (bahan referensi), memperoleh informasi sebagai bahan pembahasan/perbincangan, memberikan perasaan ikut serta dalam kejadian tertentu, memberikan penguatan atas suatu pendapat, mencarikan konfirmasi atas keputusan yang diambil, dan memperoleh relaksasi dan hiburan saan prime time.